Senin, 24 Agustus 2009

BINTEK ARSIP SEKRETARIS DESA/KELURAHAN SE BALI



Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Bali (Bapusip) bekerjasama dengan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyelenggarakan bimbingan teknis kearsipan. Bintek dilaksanakan di Hotel Dwi Karya Denpasar selama 3 hari dari tanggal 23 - 26 Agustus 2009 dan diikuti 50 orang peserta terdiri dari para Sekretaris Desa / kelurahan se Bali.

Pelaksanaan bintek ini dilandasi semangat UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 yang menempatkan Desa / Kelurahan sebagai salah satu Organisasi Perangkat Daerah. Aturan perundangan ini memberikan peluang pengangkatan Sekretaris Desa menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Mengingat peran Desa / Kelurahan dalam kerangka pembangunan nasional sangat strategis maka perangkat Desa / Kelurahan, khususnya Sekretaris Desa, perlu dibekali pemahaman dibidang kearsipan yang memadai agar pelayanan masyarakat berjalan secara optimal.

Menurut Kepala Bapusip, pengelolaan arsip merupakan salah satu sarana untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Mutu pengelolaannya dan profesionalitas sumber daya manusia pengelolanya sangat perlu ditingkatkan sehingga dapat memberikan pelayanan kepada lapisan masyarakat secara efektif dan efisien. Tujuan Kearsipan adalah untuk menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta menyediakan bahan pertanggung jawaban bagi Pemerintah.

Dengan mencermati tujuan kearsipan tersebut diatas, niscaya proses Manajemen akan menjadi semakin efektif dan efisien, dan semakin jauh jangkauan manfaat yang harus dipetimbangkan dalam pengambilan suatu keputusan. Manajemen yang tidak menggunakan arsip adalah manajemen asal jalan (easy going) tanpa mengindahkan dasar hukum, tanpa prinsip efektif dan efisien. Peranan Arsip dalam proses manajemen sangat besar dan menentukan keberhasilan dari pada manajemen itu sendiri. Pengambilan keputusan oleh pimpinan dengan cepat, tepat, praktis dan realistis merupakan kebutuhan mutlak. Hal ini tidak mungkin terwujud tanpa didukung oleh Arsip.

Pengelolaan Arsip yang baik tidaklah semudah mengucapkan karena mengelola arsip memerlukan dana, sarana dan prasarana yang memadai serta memerlukan sumber daya manusia yang handal. Pengelola arsip harus memenuhi beberapa kriteria yaitu ketrampilan, ketelitian, kerapian dan kecerdasan. Memiliki keterampilan berarti petugas kearsipan harus cekatan dalam menempatkan dan memilah Arsip sehingga penemuan kembali Arsip akan cepat dan tepat. Mempunyai ketelitian, petugas arsip harus mempunyai kecermatan yang tinggi sehingga tidak salah menyajikan informasi dari sumber arsipnya. Kerapian, petugas arsip harus rapi setiap saat, sehingga dalam memberikan pelayanan akan cepat, tepat dan lancar. Kecerdasan, seorang yang cerdas dapat menganalisa masalah-masalah yang dihadapi secara cepat dan mempunyai daya pikir yang tajam.

Tenaga Pengajar / Instruktur Bintek Kearsipan bagi Sekretaris Desa / Kelurahan se Kabupaten / Kota di Bali Tahun 2009 adalah Pejabat Struktural dan Fungsional Arsiparis ANRI dan Pejabat Sruktural dan Fungsional di lingkungan Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Bali. Pada akhir pelaksanaan bintek akan dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui hasil / proses pembelajaran peserta.

Senin, 17 Agustus 2009

PERPUSTAKAAN GELAR LOMBA MINAT BACA


Dalam rangka menyambut Bulan Baca dan Hari Kunjung Perpustakaan Tahun 2009, Badan Perpustakaan dan Arsip (Bapusip) Provinsi Bali akan melaksanakan lomba minat baca. Lomba yang mengambil tema “Membangun Masyarakat melalui Budaya Baca dan Perpustakaan” akan diikuti siswa/i dari berbagai jenjang pendidikan TK, SD, SMP dan SMA / SMK se Bali.

Lomba ini bertujuan untuk menumbuh-kembangkan minat baca dikalangan generasi muda dan membiasakan anak–anak untuk berkunjung ke perpustakaan. ”Dengan semakin sering anak–anak ke perpustakaan maka akan semakin bertambah wawasan anak–anak tersebut sehingga peluangnya untuk menjuarai lomba juga akan semakin besar” ujar Kabid LPP Bapusip Bali.

Dalam tahun 2009 ini lomba minat baca yang diadakan oleh Bapusip Provinsi Bali meliputi lomba mewarnai gambar, lomba mengarang, lomba bercerita dan lomba menulis tentang perpustakaan. Lomba mewarnai diperuntukkan bagi siswa TK, lomba mengarang diikuti siswa Sekolah Dasar, lomba bercerita akan diikuti oleh anak-anak tingkat SMP dan lomba penulisan mengenai perpustakaan diperuntukkan anak-anak SMA / SMK.

Kriteria lomba mewarnai tingkat TK antara lain meliputi kreativitas anak (cara mewarnai), kebersihan / kerapian dan tuntas (semua bidang gambar diberi warna). Sedangkan lomba mengarang tingkat SD dinilai berdasarkan atas bahasa, ide / isi serta kerapian / kebersihan.

Penilaian lomba bercerita / mesatua Bali meliputi penampilan, cara / teknik bercerita, penguasaan materi dan kemampuan / skill peserta. Cerita Bali yang akan dipakai bahan lomba mesatua antara lain Ni Bawang Teken Ni Kesuna, Kedis Cangak Mati Baan Lobane, Ni Diah Tantri, dll. Sedangkan untuk lomba menulis tentang perpustakaan menerapkan ketentuan antara lain naskah merupakan hasil karya sendiri, orisinil (bukan saduran / terjemahan), ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar serta belum pernah dipublikasikan.

Juara I, II dan III serta Harapan I, II dan III akan mendapatkan hadiah berupa uang tunai, piala dan piagam penghargaan. Penyerahan hadiah direncanakan dilaksanakan pada tanggal 14 September 2009 bertepatan dengan Hari Kunjung Perpustakaan. Peserta yang berminat bisa menghubungi Panitia Pelaksana Lomba di Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Bali d/a Jalan Teuku Umar Nomor 55 Denpasar Telp. 0361- 229517, 234386 Fax. : 0361 229517.
(Reporter : Ketut Sumerta)

LOMBA PENGELOLAAN ARSIP 2009


Dalam upaya meningkatkan pengelolaan dan pendayagunaan arsip, Badan Perpustakaan dan Arsip (Bapusip) Provinsi Bali menyelenggarakan lomba pengelolaan arsip antar instansi pemerintah se Bali. Pelaksanaan lomba ini dikaitkan dengan peringatan HUT Pemerintah Provinsi Bali yang ke-51 dan HUT RI ke 61 Tahun 2009.

Lomba ini dilaksanakan sesuai amanat UU Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan Pokok Kearsipan. UU tersebut mengamanatkan tujuan kearsipan adalah untuk menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta menyediakan bahan pertanggungjawaban bagi pemerintah. Tujuan tersebut mengisyaratkan betapa pentingnya arsip bagi terselenggaranya pemerintahan yang baik.

”Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab kita semua bagaimana mengelola arsip dengan baik. Ketika dibutuhkan dapat diketemukan kembali dengan cepat, tepat dan benar”, ujar Kepala Bapusip Provinsi Bali pada penilaian Lomba Pengelolaan Arsip Tahun 2009.

Menurut Kepala Bapusip Prov. Bali, arsip mempunyai arti penting dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Arti peran arsip sering dikemukakan dengan statemen bahwa tanpa arsip suatu bangsa akan terperangkap dalam kekinian yang penuh dengan ketidakpastian. Dunia tanpa arsip adalah dunia tanpa memori, tanpa kepastian hukum, tanpa sejarah dan tanpa kebudayaan serta tanpa ilmu pengetahuan.

Arsip merupakan tulang punggung untuk terciptanya Good Governance. Kaitan arsip dengan Good Governance sangat mendasar karena pemerintahan yang baik berangkat berdasarkan bukti – bukti. Pemerintahan yang baik akan menghasilkan bukti / berangkat dari informasi dan inspirasi arsip. Begitu juga sebaliknya, arsip sebagai sumber informasi dapat dijadikan inspirasi dalam mengelola pemerintahan. Arsip mengandung informasi dari peristiwa yang terjadi di masa lalu yang mempunyai keterkaitan dengan kondisi masa sekarang. Informasi yang terkandung dalam arsip dapat digunakan untuk memberikan penjelasan, alat keterangan bahkan sumber legalitas dan pemecahan masalah pada masa sekarang.

Mengingat betapa pentingnya nilai suatu arsip, Bapusip Prov. Bali berharap arsip harus dikelola dengan baik dan benar sesuai kaidah perundang – undangan yang berlaku. Pengelolaan arsip yang baik tidak semudah mengucapkan melainkan membutuhkan kedisiplinan, kemauan, keterampilan dan keahlian, sarana dan prasarana yang tidak sedikit dan sumber daya manusia serta keuangan yang memadai.

Adapun unsur – unsur yang dinilai dalam lomba ini meliputi SDM kearsipan, sarana dan prasarana kearsipan, penerapan sistem kearsipan kartu kendali, penataan arsip di tata usaha dan unit pengolah, pemberkasan arsip aktif, pemberkasan arsip in aktif, penyusutan arsip dan temu balik arsip. Lomba juga dimaksudkan sebagai media untuk melaksanakan pembinaan dan pengawasan pengelolaan arsip. Berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemenang Lomba Kearsipan ditetapkan pemenangnya sebagai berikut : Juara I : Dinas Pendidikan Prov. Bali (Nilai 95), Jura II : Dinas Pariwisata Prov. Bali (Nilai 94), Juara III : Bappeda Kabupaten Badung (Nilai 93), Juara Harapan I : Inspektorat Wilayah Prov. Bali (Nilai 92), dan Juara Harapan II : Bappeda Kabupaten Buleleng (Nilai 90).
(Reporter : Ketut Sumerta)

Selasa, 11 Agustus 2009

BALI RAIH JUARA FAVORIT LOMBA MINAT BACA TINGKAT NASIONAL

Wakil Bali, Agus Made Wirahadi Kusuma raih Juara Favorit Lomba Minat Baca Tingkat Nasional Tahun 2009. Siswa SD Negeri 6 Kapal Badung ini sebelumnya meraih Juara I Lomba Bercerita Tingkat Provinsi Bali yang dilaksanakan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip (Bapusip) Provinsi Bali belum lama ini. Agus Made berhak menerima hadiah uang tunai, tropy dan piagam yang diserahkan langsung oleh Kepala Perpustakaan Nasional RI di Jakarta.

Lomba Minat Baca bagi Siswa SD Tingkat Nasional Tahun 2009 ini diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional RI dari tanggal 4 s.d 7 Agustus 2009 bertempat The Batavia Hotel Jakarta. Lomba dimaksudkan untuk menumbuhkan minat dan kegemaran membaca melalui berbagai bacaan dan media. Lomba yang mengambil tema ”Menumbuhkan Minat Baca dan Kecintaan terhadap Budaya Lokal serta Nasionalisme” ini bertujuan untuk menanamkan cinta akan kebudayaan bangsa, persatuan dan kesatuan serta nasionalisme.

Kepala Bidang Layanan Perpustakaan dan Pelestarian Bapusip Prov. Bali, Dra. Nyoman Andari, dalam laporannya menyebutkan lomba ini berupaya menarik anak-anak, khususnya siswa SD untuk mulai membaca buku-buku cerita budaya daerah, sejarah dan pahlawan serta menumbuhkan kecintaan akan budaya nasional. Pada usia dini inilah saat yang paling tepat untuk menanamkan budaya baca kepada anak-anak didik.

Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Bali telah mengupayakan berbagai terobosan terkait dengan upaya peningkatan minat dan budaya baca masyarakat. Beberapa diantaranya berupa kegiatan Layanan Terpadu Perpustakaan Sekolah (LTPS), Perpustakaan Keliling, Lomba Bercerita, Penulisan esei, dll. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mendekatkan perpustakaan / informasi ke masyarakat. Perpustakaan sebagai pusat / sumber informasi bagi kepentingan pendidikan, penerangan, penelitian, ilmu pengetahuan dan teknologi harus mengembangkan kebijakan dalam penyelenggaraan perpustakaan di semua jenis dan tingkat sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan, efektifitas dan efisiensi kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Melalui kegiatan LTPS diharapkan dapat mewujudkan pemerataan pelayanan perpustakaan kepada sekolah-sekolah yang menjadi peserta layanan, terpenuhinya kebutuhan informasi / bahan pustaka bagi siswa dan guru di sekolah serta meningkatkan minat dan kebiasaan membaca para siswa dan guru. Kegiatan LTPS tahun 2009 melayani SD dan SMP yang tersebar di 9 Kabupaten / Kota se Bali.

Sedangkan untuk masyarakat pedesaan, Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Bali juga mengembangkan program pelayanan perpustakaan keliling. Program ini diselenggarakan guna memberikan pelayanan informasi yang tepat dan merata kepada seluruh golongan dan lapisan masyarakat Indonesia. Pembangunan bangsa merupakan usaha-usaha mencerdaskan rakyat, tidak hanya ditujukan kepada masyarakat yang ada di kota-kota besar saja, tetapi juga masyarakat yang tinggal di desa-desa dan daerah-daerah terpencil.

Perpustakaan keliling bertujuan memeratakan layanan informasi dan bacaan kepada masyarakat sampai ke daerah terpencil dan yang belum / tidak memungkinkan didirikan perpustakaan menetap. Layanan ini juga bertujuan membantu perpustakaan umum dalam mengembangkan pendidikan informal kepada masyarakat, memperkenalkan buku-buku dan bahan pustaka lainnya kepada masyarakat, memperkenalkan jasa perpustakaan kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan budaya untuk memanfaatkan jasa perpustakaan, meningkatkan minat baca dan mengembangkan cinta buku, dan terjalinnya kerja sama dengan lembaga sosial masyarakat, pendidikan dan pemerintah daerah dalam meningkatkan kemampuan intelektual dan cultural masyarakat.

Untuk saat ini, jumlah koleksi yang dilayanankan melalui perpustakaan keliling berupa buku-buku Non Fiksi (200 Judul / 700 Eksemplar), Fiksi ( 70 Judul / 235 Eksemplar), dan Referensi (2 Judul / 8 Eksemplar). Sampai saat ini operasional perpustakaan keliling baru dapat melayani 20 desa di kabupaten / Kota se Bali. Sistem layanan yang digunakan adalah sistem layanan terbuka (layanan baca ditempat).